Masa remaja adalah masa transisi ketika anak akan menjadi dewasa. Masa itu juga dianggap masa yang paling indah. Mengapa indah? Karena pada masa itu biasanya anak mulai mengenal lebih dekat lawan jenisnya. Bisa jadi muncul cinta pertama. Deg-degan, berjuta rasa, bercampur aduk. Ingatan itu akan membekas hingga dewasa.
Maupun agak norak tapi ada kelucuan di
sana. Namun kadangkala masa remaja bisa Juga menjadi rawan. leni lama
apabila remaja salah Jalan, baik dalam pergaulan atau cinta
monyetnya.Psikolog masalah remaja Roslina Verauli mengatakan, masa
remaja dulu dan sekarang sudah mengalami perubahan alias beda. Sehingga
orangtua harus mau berubah untuk menyikapi perubahan itu. Jika gagal,
akan ada gap yang besar antara orangtua dan anak, yang menyebabkan
terhalangnya komunikasi dan kedekatan.
Terlebih kondisi orangtua dulu dan
sekarang Juga mengalami perubahan. Misalnya ayah dan Ibu yang kini
bekerja hingga malam, yang seringkali pulang ke rumah dalam keadaan
lelah.Untuk menyingkapl kondisi Itu, orangtua dituntut pintar, banyak
menggali Informasi lewat lnternet, baca buku, untuk mengetahui
perkembangan kini dunia anak-anak dan remaja.
Perubahan cara berkomunikasi lewat
teknologi Juga terus terjadi. Kini sedang booming adanya Jejaring
pertemanan seperti Jacebook. twltter, dan lainnya. Sebelum era Jacebook,
saat Internet mulai dikenal, masalah remaja adalah kegemaran membuka
situs porno. Kini, selain masalah situs porno. Juga ditambah Jacebook
(FB).Ada remaja yang menyingkapl FB dengan positif, ada Juga yang
negatif. Misalnya ada remaja yang cuma memanfaatkan FB untuk memberikan
komentar-komentar lucu, naksir teman di kelas, atau ingin lebih tahu
mengenal orang yang ditaksir, dan sebagainya. Hanya sebatas itu.
Sementara yang negatif adalah FB
digunakan untuk menciptakan ketergantungan kepada orang yang dikenalnya
di Jejaring itu. sehingga akhirnya mau melakukan apa pun karena
rasaketergantungan itu. Misalnya kabur dari rumah atau berhubungan Intim
dengan teman yang baru dikenalnya di FB.”Biasanya remaja yang seperti
Itu kesepian, tidak bergaul dengan teman sebaya. gagal menampilkan
eksistensi, sehingga ketika ada teman di FB yang dianggap bisa digebet,
menjadi ketergantungan dan mau saja diajak apa-apa.” kata Vera saat
menjadi pembicara dalam talkshow Saatnya para remaja menunjukkan
eksistensi diri melalui fotografi, dari Cometto. belum lama ini.
Konsep positif
Orangtua memang tidak bisa melarang anak remajanya membangun pertemanan, termasuk menjalin kedekatan dengan lawan Jenis. Pasalnya, manfaat yang bisa diambil Juga banyak. Menjalin hubungan dengan lawan Jenis pada remaja dan dewasa Juga ada perbedaan.Pada remaja, hubungan Ini lebih untuk bersenang-senang [having Jun), dan biasa dilakukan berkelompok. Misalnya rekreasi, nonton bareng, makan bareng, melakukan hobi bersama, belajar bersama. Manfaat lain dari hubungan ini. remaja belajar mengembangkan rasa sosial, belajar mengenal Upe-Upc orang, etiket berhubungan dengan lawan Jenis, dan membangun kedekatan dengan seseorang, dengan saling percaya, berbagi, dan membuka diri.
Orangtua memang tidak bisa melarang anak remajanya membangun pertemanan, termasuk menjalin kedekatan dengan lawan Jenis. Pasalnya, manfaat yang bisa diambil Juga banyak. Menjalin hubungan dengan lawan Jenis pada remaja dan dewasa Juga ada perbedaan.Pada remaja, hubungan Ini lebih untuk bersenang-senang [having Jun), dan biasa dilakukan berkelompok. Misalnya rekreasi, nonton bareng, makan bareng, melakukan hobi bersama, belajar bersama. Manfaat lain dari hubungan ini. remaja belajar mengembangkan rasa sosial, belajar mengenal Upe-Upc orang, etiket berhubungan dengan lawan Jenis, dan membangun kedekatan dengan seseorang, dengan saling percaya, berbagi, dan membuka diri.
Pada anak yang punya konsep positif,
dalam berhubungan dengan lawan Jenis (pacaran) tidak akan mau melakukan
tindakan yang merugikan. Misalnya berhubungan badan, kabur dari rumah,
serta tindakan negatif lainnya. Beda dengan remaja yang tidak punya
konsep positif. Rasa ketergantungan terhadap pasangannya begitu kuat,
sehingga mau melakukan hal apa pun. baik yang merugikan ataupun tidak.
Nah masalahnya, bagaimana mendidik anak
supaya memiliki konsep positif? Tentunya dengan membangun potensi dan
prestasi pada diri remaja tersebut Caranya dengan mengikuti kegiatan
seperti ekskul. kursus/les yang bermanfaat, mengikuti ajang kompetisi,
dan punya Jaringan pertemanan. Peran orangtua adalah memfasilitasi anak
mengikuti kegiatan- kegiatan positif yang dilakukan remaja. Jangan hanya
disuruh belajar di sekolah saja, walaupun belajar Juga
penting.Sementara pada dewasa, hubungan pacaran lebih serius. Hubungan
yang lebih intim secara emosional, eksklusif, dan sudah punya komitmen
kuat.
Sumber: http://www.duniaremaja.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar